Waspada Masalah Budaya Bangsa



Presiden Joko Widodo mengingatkan ancaman perang budaya yang harus diwaspadai. Generasi muda diminta memperkuat karakter kebangsaannya.
"Karakter bangsa kita itu memegang teguh nilai-nilai agama, nilai-nilai budaya. Kalau tidak diisikan (karakter bangsa) nanti anak-anak kita ke-barat-baratan, ke-Tiongkok-Tiongkokan, ke-Jepang-jepangan atau ke-Korea-koreaan. Hati-hati, perangnya sudah perang budaya," kata Jokowi saat memberikan kuliah umum di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di Jalan Ring Road Selatan Bantul, DIY, Sabtu (22/7/2017).
Menurut Jokowi, lewat perang budaya, intervensi negara asing ke Indonesia bukan lagi intervensi secara fisik. Namun lewat budaya yang disebarkan ke generasi muda.
"Kalau (budayanya) baik tidak apa-apa, tapi kalau mengubah kita menjadi ke-barat-baratan? Saya tidak bisa membayangkan," tuturnya.
Karena itu menurut Jokowi menjadi penting membentuk karakter kebangsaan bagi generasi muda. Dengan begitu, generasi muda tidak mudah terpengaruh budaya luar yang negatif.
"Perguruan tinggi berada para tempat yang paling depan mengantisipasi perubahan ini. Kalau tidak, saya tidak bisa membayangkan. Kalau seluruh mahasiswa semuanya pegang smartphone, kemudian ada yang mengajarkan dari luar, mereka senangi, tergiur," sebutnya.
Jokowi berharap perguruan tinggi memberikan pendidikan karakter. Selain itu juga harus diajarkan etos kerja, kewirausahaan, dan produktivitas.
"Menurut saya perlu SKS-SKS yang berkaitan dengan etos kerja, entrepreneurship dan produktivitas," katanya.

Sumber detiknews.


Kesimpulan.
Menurut saya semua kembali kepada iman dan takwa kita, apapun masalah budaya tentunya harus dilakukan dari orang yang lebih tua, sebagaimana mereka harusnya jadi teladan, bukannya sebagai contoh yang kurang pantas buat generasi yang akan datang, mungkin ini dahulu yang mungkin Pa Presiden lakukan. karena apa, karena kita bisa belajar dari negara tetangga bagaiaman china masih kuat dalam budaya tradisonalnya, india dan negara-negara timur tengah, yang menjaga budaya barat yang merusak.
Tetapi sebaliknya bila itu membawa pengaruh yang baik, baru kita terima. Memang pendidikan itu bukan hanya saja dari pengajaranya saja melainkan kakrakter moralitas, baik pengajar maupun murid masing-masing punya tugas dan tanggung jawab kepada Tuhan YME.
Apapun yang kita pelajari apapun yang kita lakukan sungguh sangat melelahkan dan berdampak tidak baik bagi pikiran, tetapi bila kita belajar dengan senang hati dan hidup secara harmonis dan teratur yang sudah dibiasakan sejak dini. 
Disitulah nilai sesungguhnya arti mentalitas, apakah kita bisa dipengaruhi atau tidak. mungkin karena ini topiknya masalah budaya, baiklah mulai dari sekarang kita cinta budaya kita. 
Kalau saya sendiri lebih suka menyanyikan lagu garuda pancasila karena mengingatkan saya waktu hidup sebagai anak kecil hidup rukun dan bergotong royong setiap 2minggu sekali di kampung kami.

hehehe jadi curhat. pokoknya jaman dulu dan jaman sekarang jauh berbeda, dan semakin lama moral semakin merosot. pertanyaanya apaakah kita bisa menjaga budaya yang baik?


Comments
0 Comments

No comments

Powered by Blogger.